Manfaat luar
biasa tanpa batas telah dirasakan semua makhluk hidup serta ekosistem alam
dalam bumi dengan keberadaan air dikehidupan sehari-hari. Air telah menjadi
kebutuhan utama makhluk hidup yang tidak dapat digantikan, salah satunya adalah
manusia yang sangat membutuhkan air bersih serta mencukupi dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun di zaman
sekarang ini air bersih bukan lagi hal yang harus dikhawatirkan dalam
penggunaannya karena dapat ditemukan dimana saja dan sebanyak apa pun
kebutuhannya, Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dirasakan oleh
wilayah-wilayah tertentu yang mengalami krisis air bersih.
Salah satu
wilayah yang bertahun-tahun hidup tanpa aliran air bersih adalah kampung KARANG
TENGAH, kelurahan PUSAKA RAKYAT, kecamatan TARUMAJAYA, kabupaten/kota BEKASI,
propinsi JAWA BARAT.
Masyarakat kampung
karang tengah sudah begitu akrab dengan krisis air bersih yang telah terjadi
sekitar 5 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2007. Hal tersebut mulai
dirasakan warga saat dibangunnya BKT (Banjir Kanal Timur) yang diharapkan dapat
menampung atau meminimalisir kebanjiran yang terjadi disekitar wilayah
tersebut, sekaligus menjadi salah satu jalan alternatif bagi semua orang.
Namun harapan
tersebut justru berdampak lain pada kampung karang tengah, kebanjiran tetap
terjadi dimusim penghujan hingga memasuki rumah-rumah warga yang berada di
dataran rendah. Bagai jatuh tertimpa tangga, masyarakat Kampung Karang Tengah
pun dipaksa harus merasakan penderitaan tambahan dengan diputusnya aliran air
bersih yang telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Kurangnya perhatian
dari pihak pemerintah daerah seperti kelurahan dan kecamatan membuat masyarakat
hampir berputus asa dengan kondisi yang memprihatinkan tersebut. Namun dangat
di sayangkan masyarakat tetap berupaya menyatukan suara dengan membuat proposal
menggunakan tanda tangan Rt, Rw dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya sebagai
bukti keinginan mereka untuk kembali dialiri air bersih.
Namun upaya
pengajuan yang telah dikirimkan beberapa tahun yang lalu kepada pusat air
bersih belum mendapatkan respons apa pun sampai saat ini. Hingga akhirnya
beberapa pendapat bermunculan, ada yang mengatakan bahwa tidak adanya
pemberitahuan dari pusat air bersih dikarenakan jumlah penduduk yang tidak
sesuai persyaratan, dan ada pula yang mengatakan karena lokasi Kampung Karang
Tengah telah terhalang BKT (Banjir Kanal Timur) sehingga membuat aliran air
bersih tersebut tidak dapat masuk.
Namun semua itu
hanyalah perkiraan masyarakat yang merasakan tidak adanya perhatian dari
pemerintah daerah maupun pertanggung jawaban dari pihak-pihak yang menjadi
penyebab kesengsaraan mereka. Hal tersebut membuat masyarakat hanya dapat
bertahan dengan membeli air bersih seharga Rp.800-Rp.1500 setiap satu dirigen
ukuran 25-30 liter untuk kebutuhan minum, masak, mandi, mencuci dan keperluan
lainnya.
Selain itu jika
musim penghujan pun masyarakat menggunakan air hujan untuk keperluan
sehari-hari, Sedangkan apabila musim kemarau tiba maka yang dapat digunakan
hanyalah air bersih berharga mahal.
Namun hal tersebut
dirasakan warga sangatlah memberatkan dalam pengeluaran sehari-hari dengan
harga air yang memiliki harga sangat mahal, maka masyarakat berusaha mencari
alternatif lain pengganti air bersih yaitu dengan menggali lubang di bawah
tanah untuk membuat sumur dengan rata-rata kedalaman mencapai 3,5 meter.
Hal tersebut
sangatlah membantu masyarakat yang sedang dilanda krisis air bersih untuk
memenuhi kebutuhan mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Akan tetapi apabila
telah memasuki musim kemarau air sumur menjadi kering sehingga air akan tercampur
dengan tanah basah (lumpur), sedangkan apabila telah masuk musim penghujan air
sumur melimpah hingga ketinggian air mencapai rata-rata daratan.
Namun walaupun air
tanah yang dihasilkan sumur cukup jernih, air sumur tetap tidak dapat
dikonsumsi sehingga masyarakat harus tetap membeli air bersih untuk keperluan
minum dan memasak.
Selain itu jika
dilihat dari keperluan air bersih bagi masyarakat dan kelangsungan pemakaian
air sumur dalam jangka waktu yang lama, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa mereka
tetap mengharapkan aliran air bersih dari pusat untuk kebutuhan sehari-hari,
karena pemakaian air sumur juga dapat berdampak pada kesehatan masyarakat
sendiri.
Walaupun pemakaian
air bersih bagi masyarakat telah dibatasi untuk keperluan konsumsi saja, tetapi
jika dibandingkan dengan pemakaian air dari pusat sangatlah lebih efektif
menggunakan air bersih dari pusat. Selain karena dapat digunakan tanpa
terbatas, air yang aliranya dari pusat pun harganya relatif lebih murah karena
perhitungan harganya berdasarkan pemakaian yang digunakan per KM3 dengan
harga kurang lebih Rp.1000,-
Masyarakat kampung
karang tengah seperti telah belajar dan langsung merasakan kenyataan tentang
manfaat dan kebutuhan air bersih yang sangatlah penting bagi kehidupan sehari-hari,
sehingga sangat tidak bersyukurlah masyarakat lain yang menyianyiakan
keberadaan air bersih.
Dengan kondisi yang
telah dirasakan Kampung Karang Tengah seharusnya pemerintah daerah lebih
mendukung dan menyatukan suara dengan masyarakat sekitar untuk bersama-sama
mengajukan keinginan bersama agar Kampung Karang Tengah dapat merasakan aliran
air bersih kembali.
21 Januari 2013 Fajriahsosial.blogspot.com
0 Komentar